ISTILAH-ISTILAH
DALAM TASAWUF
(oleh
: A. Saebani Himawan Al Jawahiry)
1.
Abd
Adalah
“hamba” yang mengandung pengertian ketundukan secara total terhadap Tuhan dan
menurut kepada kehendakNya.
2.
Abdal
Ada
yang mengartikan sebagai tujuh aulia yang menjaga tujuh benua, disebut abdal
kerena mereka dapat berubah-ubah ke dalam berbagai wujud yang dikehendaki, dan
dapat berada di suatu tempat dan menampakkan jasadnya di banyak tempat
sekaligus.
3.
Adam
Adalah
ketiadaan. Ada dua jenis, yaitu : nyata, dan yang berkaitan. Adam nyata tidak
pernah ada, karena sebagai kebalikan dari (sifat) Tuhan, maka tidak akan lama
dalam keadaan adam. Oleh karena itu keberadan adam yang nyata sangat mustahil.
4.
Ahwal
Jamak
dari hal, yaitu kondisi di mana ‘abd
terpindahkan dengan cara pemurnian nafs, atau kondisi-kondisi yangmembayagi
sesuatu secara spontan, seperti takut, bahagia, cinta dan lain-lain.
5.
Ainiyyat
Yaitu
kesamaan. Apabila ada dua hal yang serupa atau sama, seperti air dan es, maka
hal tersebut dinamakan ‘ainiyyat’. Dalam hal tasawuf ini merupakan kebaikan
dalam dalam hal zat dan sifat Tuhan dan hamba. Ainiyyat adalah nyata (hakiki).
6.
Arif
Artinya
‘seorang yang mengetahui’. Yaitu menggambarkan seseorang yang munguasai, atau
benar-benar ahli dalam suatu bidang. Dalam tasawuf diartikan sebagi seseorang
yang memiliki pengetahuan langsug dari Tuhan (al arif bil llah). Ma’rifah adalah konsep yang menggambarkan
posisi pengetahuan ini yang secara umum diterjemahkan dengan “gnosis”.
7.
Bai’at
Adalah
janji kesetiaan, biasanya dilakukan dengan cara mempertemukan telapak tangan/berjabattangan terutama dengan tangan pimpinan. Janji
terhadap Tuhan yang dibuat oleh anggota thareqat baru dengan dibantu oleh sang
guru sufi.
8.
Baqa’
Dalam
sufisme, setelah melalui kegiatan pemusatan spiritual, penghayatan dzikir,
pencurahan terhadap segala sifat kebajikan, pengabdian yang sebenarnnya
terhadap Tuhan, pemusnahan dan penghapusan unsur-unsur kejiwaan (fana’), maka yang tersisa dalam diri
sufi adalah sesuatu yang hakiki dan sesuatu yang abadi di balik segala
penampilan luaran.
9.
Barzakh
(rintangan / halangan di antara dua hal atau dua tempat)
Secara
khusus diartikan “pembatas”. Sebuah masa peralihan di mana seluruh entitas
berkumpul bersama. Barzakh juga berarti pembatas antara, yakni kematian yang menghalangi
kembali ke dunia atau menghalangi reinkarnasi.
Seorang
sufi yang mampu mempersempit jarak pembatas manusia dengan Tuhan sering juga
disebut barzakh.
10. Bathiniyah
Adalah
doktrin esoteric dan penuh kesucian. Ia juga menggambarkan seseorang yang
memiliki sifat-sifatesoteris, kesucian dan lain-lain.
11. Dzikir (mengingat Allah)
Dengan
cara menyebut asma’ Allah swt, dzikir juga merupakan amal ibadah. Dalam tasawuf
merupakan metode untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, dibawah bimbingan
mursid/guru. Dzikir juga harus disertai dengan kesungguhan hati dalam
melaksanakan seluruh peribadatan.
12. Fana’ (pemusnahan)
Dalam
sufisme, adalah mematikan diri dari pengaruh dunia, sehingga yang tersisa hidup
dalam dirinya hanyalah Tuhan semata. term fana dalam Budha disebut nirvana. Perjalanan spiritual menuju fana’ terdiri dari beberapa tahapan, yang paling
dominan adalah pemusnahan “jiwa pendukung kejahatan” (an nafsul ammarah ), pemusnahan “jiwa yang tercela” (an nafsul lawwamah), setelah itu
kedudukannya diganti dengan “jiwa yang damai” (an nafsul muth mainnah).
13. Faqir (kemiskinan)
Orang
sufi memilih hidup miskin agar hati mereka tidak menjadi tamak dengan harta
dunia. Miskin bukanlah sebuah kehinaan,
karna agama tidak menghina orang miskin. Mereka berusaha mengikuti jejak
baginda Nabi Muhammad saw, terutama sabdanya ;
ﺃﻟﻟﻬﻢ ﺃﺣﻳﻳﻨﻰ ﻤﺴﻜﻳﻨﺎ ﻭﺃﻤﺘﻨﻰ
ﻤﺴﻜﻳﻨﺎ ﻭﺍﺣﺸﺭﻨﻰ ﻓﻰ ﺯﻤﺮﺓ ﺍﻟﻤﺴﺎﻜﻴﻦ ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺇﺒﻦﻤﺎﺟﻪ ﻮﺍﻟﺤﺎﻜﻢ﴾
Artinya;
Ya
Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin dan matikan aku dalam keadaan miskin
dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin (di hari kiamat) (HR. Ibnu
Majah dan Hakim).
Dengan
faqr mereka bermaksud mengosongkan jiwa dari keseluruhan realitas ego untuk
menyesuaikan dengan kehendak Allah terhadap jiwa. Menurut sebagian sufi faqr merupakan nilai sentral yang
mencerminkan segala bentuk nilai kebijakan.
14. Ghairiyat
Adalah
lawan dari ainiyyat yang merupakan hayal atau dugaan. Ini merupakan bagian dari
I’tibarat yang mewujud. Maksudnya ghairiyat antara rabb dan ‘abd hanyalah
dugaan saja dan kemudiaan diungkapkan dalalm bentuk ibarat.
15. Hal (keadaan, situasi. Jamaknya ahwal)
Sebuah
term teknis dalam tasawuf untuk menuntukkan suatu keadaan tertentu yang
bersifat tidak permanen, yang merupakan lawan kata dari maqam.
16. Haqiqat
Adalah
“kebenaran/kenyataan” seakar dengan kata al
haq ; “reality, absolute”. Kebenaran esoteric yang merupakan batas-batas
dari transendensi manusia dan teologis. Dalam pengertian sseperti ini haqeqat merupakan unsure ke
tiga setelah syari’at yang merupakan
kenyataan eksoteris dan thareqat sebagai
tahapan esoterisme, dan yang ketiga adalah haqeqat
yakni kebenaran dan esensial.
17. Hazan = sedih ; duka (membiasakan berduka cita)
Dalam
kalangan sufi istilah ini memiliki pengertian khusus sebagai “kenangan
suci”,kerinduan akan realitas yang berbeda di balik tudung pemisah, kaitannya
dengan pandangan terhadap kehidupan ini
sebagai temapat pengasingan.
18. Himmah (konsentrasi/ ketetapan hati). Adalah kualitas
keteguhan hati dan usaha keras untuk
menuju kepada Tuhan. Ia merupakan kata dari hiss
19. Hiss (kegaduhan) yakni kekacauan atau ketidakteguhan
dalam konsentrasi kepada Tuhan. Ini merupakan lawan kata dari himmah
20. Hulul
Adalah
masuknya ssesuatu ke dalam sesuatu lainnya. Seperti masuknya air ke dalam
tabung. Apabila “sesuatu selain Tuhan” tidak ada, maka doktrin Hululis seperti
yang diyakini oleh Al Hallaj seperti tidak mewadahi air.
Secara
etimologi adalah “penempatan/penyinaran/penurunan” yang secara luas mengandung
pengertian “inkarnasi”. Dalam hal ini adalah penempatan/penyinaran kecakapan
superior sebagai daya dukung. Sebuah doktrin yang berpegang pad aide inkarnasi
Tuhan dalam diri manusia. Dalam Hindu disebut avataras.
21. Ikhlas (ikhlas karena Allah)
Adalah
ketulusan dan kemurnian dalam mengabdi kedapa Tuhan dengan segenap hati,
pikiran dan jiwa. Ikhlas merupakan pengukuhan dari konsep keesaan Tuhan.
22. Ijazah
Adalah
pengesahan atau keterangan baik tertulis maupun lisan yang menyatakan bahwa
jenjang pendidikan seorang murid telah berakhir dan juga sebagai pengukuhan
atas persekutuannya sebagai anggota suatu thareqat.
23. Istiqamah (tetap)
Artinya
berpendirian kuat dan teguh dalam menjalani usahanya secara terus menerus dan
sungguh-sungguh. Tidak mudah berubah arah.
24. Kasyaf, yaitu tembusnya mata hati, sebuah anugerah
dari Allah swt kepada hambanya berupa disingkapnya tabir jarak ruang dan waktu
sehingga dapat melihat kejadian yang sangat jauh. Singkatnya, pandangan
orang-orang tertentu (khos) yang dapat menembus alam ghaib.
25. Lathifa
Artinya
“halus”,dalam tasawuf ia merupakan rahasia yang memusat di dalam tubuh. Ada
yang mengatakan ia serasi dengan cakaras dalam
ajaran Hindau Tantrisme. Lathifa adalah segala sesuatu yang hanya dipahami atau
dirasakan, namun tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata. Ada enam lathifa
yaitu;
a.
Nafs letaknya di
dekat pusar
b.
Qalbu yang
terletak di jantung
c.
Roh yang letaknya
di dada bagian kanan
d.
Sir yang letaknya
di mulut perut
e.
Khafi yang
letaknya di kening
f.
Akfah yang
letaknya di ubun-ubun
Aliran naqsyabandi dan pengikut syeikh
Ahmad Sirhindi dikenal melaksanakan hal-hal pada titik-titik tersebut. Hal ini memang
mirip dengan Kundalini (lingkaran-lingkaran) dari Patanyali.
Versi lain adalah anggota manusia yang
halus, yaitu anggota-anggota yang tidak dapat diraba dan dilihat. Jumlahnya ada
tujuh, bahkan ada yang mengatakan sepuluh. Menurut Al Ghazali lathaif (jamak) disebut hakikat insan yaitu tempat berjumpanya
makrifat kepada Allah dan adanya Nur IIahi, sehingga di situlah dianugerahi mukasyafah dan musyahadah. Ketujuh lathaif tersebut adalah ;
a.
Qasrun
b.
Shadrun
c.
Qalbun
d.
Fuadun
e.
Syaghafun
f.
Lubbun
g.
Sirrun
Hal ini disandarkan pada sebuah hadits qudsi yang
berbunyi;
ﺒﻨﻴﺖ ﻓﻰ ﺟﻮﻒ ﺍﺒﻦ
ﺃﺪﻢ ﻗﺼﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﺼﺭ ﺼﺪﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻗﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﻟﺐ ﻓﺅﺍﺪﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻓﺅﺍﺪ ﺷﻐﺎﻓﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺷﻐﺎﻑ
ﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻟﺐ ﺴﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻨﺎ
Artinya : (Firman Allah), “Aku jadikan
pada anak Adam (manusia) itu ada istana, di situ ada dada, di dalam dada itu
ada qalbu (tempat bolak-balik ingatan), di dalamnya lagi fuadun (jujur
ingatannya), di dalamnya lagi ada syaghaf (kerinduan), juga di dalamnya ada
lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalamnya ada sirrun (mesra) di dalamnya
itulah ada Aku”.
Pendapat Qusyairi ada tiga alat dalam
tubuh manusia yang dipergunakan sufi dalam hubungannya dengan Allah, yaitu ; qalb yang berfungsi untuk menngetahui sifat-sifat
Allah, ruh berfungsi untuk mencintai Allah, dan sirr berfungsi untuk melihat Allah.
26. Lima Prinsip kehadiran Tuhan (Al hadarat al ilahiyyah al khamsah)
Adalah
sebuah doktrin metafisik tentang tingkatan-tingkatan realitas. Menurut Abu
Thalib Al Makki (w.386 H/966 M) adalah sebagai berikut;
a.
Hahut (esensi
atau realitas Absolut)
b.
Lahut (realitas
being, yakni Tuhan atau pribadi Tuhan)
c.
Jabarrut ( alam
malaikat)
d.
Malakut (alam
ghaib)
e.
Nasut (alam
manusia)
Konsep ini menonjol di kalangan pengikut
Ibn Arabi. Konon konsep ini dipengaruhi oleh Neoplatonisme, dan konsep ini juga
terdapat dalam Hinduisme, Taoisme dan Budhisme.
27. Lubb
Artinya
“dalam/saripati”
28. Mahabbah (cinta)
Adalah
sikap dari jiwa yang mengisyaratkan pengabdian diri, “epengorbanan diri
sendiri” (yakni mentransendenkan ego), dan cinta kepada Allah. Mahabbah
merupakan aspek yang sangat penting dalam thareqat, pemenuhan terhadap
kecenderungan primordial (fitrah), dan proses imitasi terhadap keteladanan atau
sunnah Rasul.
29. Makhafah (takut)
Adalah
keadaan atau perasaan takut kepada Allah dan selalu mengingatNya. Ia mengisyaratkan
upaya penyucian diri, ia merupakan awal dari tumbuhnya kesadaran sebagaimana
yang terdapat dalam peribahasa “ra’sul
hikmati makhafatul llah” (awal dari kebijaksanaan dalah perasaan takkut
kepada Allah).
30. Ma’rifah (pengetahuan)
Adalah
pengetahuan esoteris atau pengetahuan mistis dari dan terhadap Tuhan. Ma’rifah
adalah sesuatu yang diperlukan untuk mencapai bentuk seorang yang dekat dengan
Tuhan, dan merupakan tahap akhir (ma’rifat) yakni sikap kebijaksanaan dan
kesadaran akan kebenaran. Karena inilah kalangan sufi pada tingkatan (maqam)
tertinggi disebut al ‘arif billah. Tingkatan ini melampaui
keadaan jiwa spiritual yang bersifat sementara (hal / ahwal) bahkan melampaui tingkat kesadaran yang permanen
(maqam). Dalam tingkatan ini seorang sufi telah mencapai akhir perjalanan dan
“disempurnakan” atau dibebaskan dari kebodohan.
31. Maqam/maqamat/ station
Adalah
“tempat berdiri” atau sebuah station spiritual yang muncul sebagai corak jiwa
yang dominan. Maqam dapat berupa aspek pengetahuan ketuhanan yang berupa
kesaadaran permanen yang dicapai oleh jiwa. Sebagai lawan kata dari hal (keadaan spriritual yang bersifat sementara).
Maqam juga menjadi ciri khusus bagi para sufi tertentu. Sufi keturunan Persian
bernama Abu Nashr Al Sarraj (w.378 H/988 M) mengklasifikasi maqamat dalam
kitabnya al Luma’ yaitu;
a.
Muqarrabah
(pendekatan)
b.
Qurb (merasa
dekat di sisi Allah)
c.
Raja’ fill ah
(penuh harap terhadap Allah)
d.
Syawq (rindu)
e.
Mahabbah (cinta)
f.
Uns (keakraban)
g.
Ithmin (kerelaan
)
h.
Musyahadah
Kontemplasi)
i.
Yaqin
(kemantapan)
32. Mukasyafah
Merupakan
bentuk tajalli dzat, yakni keyakinan
yang sangat kuat sehingga si-hamba seolah-olah “melihat” Allah sehingga lupa
selain dari-Nya.
33. Mursyid (penunjuk atau instruktur)
Merupakan
pemimpin spiritual yang mempunyai kecakapan khusus atau karena menerima mandat
untuk memberikan petunjuk. Seorang mursyid terkadang juga disebut syaikh, pir
atau khawja.
34. Musyahadah
Menurut
bahasa adalah “menyaksikan” adapun menurut istilah berarti “menyaksikan” Allah
sehingga lenyaplah segala sifat. Atau berarti “ melihat apa yang ada di
belakang layar / melihat makna-makna ghaib dan hakikat wujud”
35. Nasut
Sebuah
istilah teknis sufisme dalam menggambarkan keberadaan manusia dan kenikmatan,sebagai
sesuatu yang berlawanan dengan lahut ,
yakni sebuah keberadaan ketuhanan. Sufi membuat nalisis istilah pada kata nas (manusia) dan mengaikan dengan kata
kerja nasia (lupa), sehingga “lupa
terhadap Tuhan” merupakan sifat manusia yang menonjol.
36. Qutb (sumbu / poros)
Adalah
pusat yang mengandung batasan yang merupakan sebuah symbol spiritual. Gagasan
tentang qutb merupakan pengakan bahwa fungsi atau kedudukan “pusat spiritual”
dapat berada di dalam wujud manusia, atau dapat bergabung bersama wujud manusia.
Sehingga qutb merupakan gelar kehormatan yang diberikan kepada sufi besar.
37. Salik (pelancong/pejalan spiritual)
Seorang
anggota thareqat yang secara aktif
berhasrat menemukan kesadaran akan Allah. Keadaan yang khas ini didiasarkan
pada kenyataan bahwa banyak anggota thareqat adalah kelompok mutabarrikun (orang yang berusaha
mendapatkan berkah) yakni mereka yang pengetahuan spiritualnya terbatas.
38. Sama’ / sima’ (mendengarkan)
Adalah
penggunaan music oleh sebagian sufi sebagai sarana pencarian Tuhan atau sebagai
alat bantu kontemplatif, bersama dengan syair-syair keagamaan. Secara khusus
music digunakan untuk menciptakan keadaan jiwa dan pikiran yang sesuai untuk
pelaksanaan hadrah atau tarian suci. Namun para sufi tidak
menganggap sima’ sebagai sebuah ibadah.
39. Silsilah (mata rantai, saling berhubungan)
Dalam
sufisme, mata rantai yang merupakan peralihan “berkah ketuhanan”. Berkah
merupakan sebuah keagungan atau pengaruh yang diberikan oleh Tuhan kepada
malaikat Jibril kemudian kepada nabi Muhammad saw dan diteruskan pada sahabat.
Silsilah terdiri dari orang-orang yang menerima barakah tersebut secara murni
kemudian menyampaikan kepada pihak lain. Kesempurnaan dan otentisitas mata
rantai sangat diperlukan bagi keabsahan seseorang yang mengaku sebagai syaikh al sufi . kenyataan mengenai
eksistensi mereka merupakan corak yang sangat ekslusif dalam mistisme Islam.
40. Sirr (rahasia)
Adalah
pusat spiritual, ada juga yang mengatakan akal (intellect) yang secara simbolik
bertempat di dalam hati. Di dalam pusat inilah apa yang dikatakan oleh kalangan
mistikus sebagai tempat terjadinya penyatuan (ittihad) dengan Tuhan.
41. Suluk
Adalah
perjalanan menuju Tuhan. Yaitu kedaan jiwa atau tindakan kelangan sufi yang
dipandang sebagai sebuah ‘perjalanan” kepada Tuhan. Istilah ini juga
menunjukkan pada sebuah quasi magis dan sebuah upacara spiritual yang bercorak
local Indonesia dikenal sebagai upacara suluk.
Dalam upacara ini pelakunya berusaha mencapai kekuatan psikis atau magis
dengan mempertahankan diri dari serangan dunia spirit selama satu malam, yang
mana seseorang dimatikan secara simbolik.
42. Tachalli
adalah
usaha untuk mengisi dan menghiasi diri dengan segala sifat sifat yang berfaedah
dan ilmu agama, mengikhlaskan dzikir, menghindarkan kealpaan terhadap Tuhan dan
berakhlak dengan akhlak nabi (akhlakul karimah)
43. Tajalli (pencerahan/penyingkapan)
Adalah
istilah yang berkembang di kalanngan sufi sebagai penjelmaan, perwujudan dari
Yang Tunggal, sebuah pemancaran cahaya batin, penyingkapan rahasia Allah, dan
pencerahan hati hamba-hamba saleh.
44. Tanasukh
Bisa
diartikan 1) transmigrasi yaitu perpindahan jiwa dari wujud kepada keadaan
lainnya, dimulai dari tingkatan jiwa yang rendah berpindah kepada tingkat jiwa
yang lebih tinggi. 2) reinkarnasi, atau kelahiran kembali pada diri seseorang
yang jiwanya menyatu dengan jiwa orang lain yang terdahulu. Islam secara tegas
menolak reinkarnasi.
45. Tanzih (pembersihan)
Adalah
pembersihan dari noda atau dari sifat antropomorphisme, karenanya ia merupakan
penegasan ketiadaan bandingan bagi Tuhan. Sebuah istilah teknis yang berarti
penggambaran tentang Tuhan dari sisi
pandang aspek-aspek Tuhan yang transenden dan tidak ada bandingnya.
46. Tasbih
Ucapan
kalimat subhanallah (maha suci Allah)
sebuah ungkapan yang sering diucapkan dalam kehidupan sebagai ungkapan rasa
takjub. Adalah pengejawantahan / implementasi sifat-sifat Tuhan secara
terbatas. Sifat seorang hamba adalah juga sifat Tuhan dalam skala terbatas.
Apabila kemudian diperbandingkan antara sifat Tuhan dan hamba maka dikatakan
bahwa Tuhan ada adalam tasbih.
47. Tauhid (mengesakan)
Yaitu
pengakuan atas keesaan Tuhan yang tidak dapat dibagi-bagi, yang mutlakdan
sebagai satu-satunya yang Maha Nyata, tauhid merupakan inti ajaran Islam. dalam
kalangan sufi tauhid adalah kesatuan dengan Tuhan, dengan maksud meniadakan
kesadaran akan segala sesuatu selain Tuhan.
48. Tawakkal (berserah diri kepada Allah)
Sikap
percaya atau menggantungkan nasib kepada Allah swt.
49. Thariqat
Thariqat adalah jalan yang ditempuh murid agar dapat
dekat dengan Tuhan di bawah bimbingan guru (mursyid/syaikh/pir[1]).
50. Ubudiyah (mengabdi kepada Allah)
Secara
literal adalah penghambaan diri, pemujaan atau penyembahan. Term tersebut
mengacu pada hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
51. Uluhiyat
Istilah
ini biasa digunakan untuk tahapan yang mana rabb
(penguasa) dan marbub (yang
diperintah) berhubungan.
52. Uruj
Dalam
aliran wahdatul wujud, adalah merupakan tahapan wahdat, yaitu proses perjalan sufi dari ‘alam al ajsam meniadakan jasadnya di dalam pikiran daau
pandangannya menuju ‘alam al mitsal. Ia
meniadakan diri kemudia menuju ‘alam al
arwah. Kemudian menuju ‘alam al a’yan
dan kemudian menuju wahidiyat.
53. Wajd
Adalah
tarikan menuju Tuhan, dan biasa pula disebut dengan jadzab. Ada juga yang
mendefinisiakan dengan goresan atau pengaruh yang terjadi pada jiwa seseorang
hamba ketika mendengar sesuatu yang mempengaruhi hatinya. Sehingga orang
tersebut dapat menangis, tertawa, sediih, gembira, lesu dan bersemangat karena
membekas padanya al wajd. Menurut Al
Ghazali; wajd yang benar adalah yang terjadi karena sangat
mencintai Allah swt , maksudnya rindu dan ingin menjumpaiNya, biasanya ketika
mendengar Al Qur’an hatinya tergetar.
54. Wahm
Adalah
ilusi,fantasi yang muncul dalam pikiran yang menggantikan kenyataan (realitas).
Berbeda dengan ilusi kosmik yang dirasakan seseorang hanya karena “tutup”
terlepas dari “yang Wujud”. Istilah ini sering digunakan dalam hal-hal yang
bersifat mistis sebagimana juga urusan psikologis.
55. Wihdatul wujud
Hanya
ada satu eksistensi yang nyata, yakni dzat itu sendiri. Segala sesutau yang ada
hannya dapat terwujud dengan adanya aspek Realitas Tuhan, oleh karena itu ia
adalah aspek kesatuan Tuhan itu sendiri. Ajaran ini dinamakan pantheisme.
56. Zuhud (anti keduniaan yang berlebih-lebihan)
Adalah
penghindaran diri terhadap kemudahan, kenikmatan duniawi semata karena dorongan
keagamaan untuk membersihkan jiwa dari pengaruh dunia. Singkatnya adalah
menahan diri untuk tidak “gila” pada harta dan pangkat dunia, orangnya disebut zahid. Dalam tasawuf yang ditekankan
adalah aspek keprihatinan sikap batin.
mass punya buku2 yang membahas ttg sama' gak....????
BalasHapusAllhamdululillah Terima kasih Ya kak saya jadi tau sekarang ttg tasawuf
BalasHapusalhamdu lillah terima kasih ya Mimin Semoga Sehat Selalu DZohiru wal Bathinu
BalasHapus