Rabu, 10 Juli 2013

istilah dalam tasawuf


ISTILAH-ISTILAH DALAM TASAWUF
(oleh : A. Saebani Himawan Al Jawahiry)

1.      Abd
Adalah “hamba” yang mengandung pengertian ketundukan secara total terhadap Tuhan dan menurut kepada kehendakNya.
2.      Abdal
Ada yang mengartikan sebagai tujuh aulia yang menjaga tujuh benua, disebut abdal kerena mereka dapat berubah-ubah ke dalam berbagai wujud yang dikehendaki, dan dapat berada di suatu tempat dan menampakkan jasadnya di banyak tempat sekaligus.
3.      Adam
Adalah ketiadaan. Ada dua jenis, yaitu : nyata, dan yang berkaitan. Adam nyata tidak pernah ada, karena sebagai kebalikan dari (sifat) Tuhan, maka tidak akan lama dalam keadaan adam. Oleh karena itu keberadan adam yang nyata sangat mustahil.
4.      Ahwal
Jamak dari hal, yaitu kondisi di mana ‘abd terpindahkan dengan cara pemurnian nafs, atau kondisi-kondisi yangmembayagi sesuatu secara spontan, seperti takut, bahagia, cinta dan lain-lain.
5.      Ainiyyat
Yaitu kesamaan. Apabila ada dua hal yang serupa atau sama, seperti air dan es, maka hal tersebut dinamakan ‘ainiyyat’. Dalam hal tasawuf ini merupakan kebaikan dalam dalam hal zat dan sifat Tuhan dan hamba. Ainiyyat adalah nyata (hakiki).
6.      Arif
Artinya ‘seorang yang mengetahui’. Yaitu menggambarkan seseorang yang munguasai, atau benar-benar ahli dalam suatu bidang. Dalam tasawuf diartikan sebagi seseorang yang memiliki pengetahuan langsug dari Tuhan (al arif bil llah). Ma’rifah adalah konsep yang menggambarkan posisi pengetahuan ini yang secara umum diterjemahkan dengan “gnosis”.
7.      Bai’at
Adalah janji kesetiaan, biasanya dilakukan dengan cara mempertemukan telapak tangan/berjabattangan  terutama dengan tangan pimpinan. Janji terhadap Tuhan yang dibuat oleh anggota thareqat baru dengan dibantu oleh sang guru sufi.
8.      Baqa’
Dalam sufisme, setelah melalui kegiatan pemusatan spiritual, penghayatan dzikir, pencurahan terhadap segala sifat kebajikan, pengabdian yang sebenarnnya terhadap Tuhan, pemusnahan dan penghapusan unsur-unsur kejiwaan (fana’), maka yang tersisa dalam diri sufi adalah sesuatu yang hakiki dan sesuatu yang abadi di balik segala penampilan luaran.
9.      Barzakh (rintangan / halangan di antara dua hal atau dua tempat)
Secara khusus diartikan “pembatas”. Sebuah masa peralihan di mana seluruh entitas berkumpul bersama. Barzakh juga berarti pembatas  antara, yakni kematian yang menghalangi kembali ke dunia atau menghalangi reinkarnasi.
Seorang sufi yang mampu mempersempit jarak pembatas manusia dengan Tuhan sering juga disebut barzakh.
10.  Bathiniyah
Adalah doktrin esoteric dan penuh kesucian. Ia juga menggambarkan seseorang yang memiliki sifat-sifatesoteris, kesucian dan lain-lain.
11.  Dzikir (mengingat Allah)
Dengan cara menyebut asma’ Allah swt, dzikir juga merupakan amal ibadah. Dalam tasawuf merupakan metode untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, dibawah bimbingan mursid/guru. Dzikir juga harus disertai dengan kesungguhan hati dalam melaksanakan seluruh peribadatan.
12.  Fana’ (pemusnahan)
Dalam sufisme, adalah mematikan diri dari pengaruh dunia, sehingga yang tersisa hidup dalam dirinya hanyalah Tuhan semata. term fana dalam Budha disebut nirvana. Perjalanan spiritual menuju fana’  terdiri dari beberapa tahapan, yang paling dominan adalah pemusnahan “jiwa pendukung kejahatan” (an nafsul ammarah ), pemusnahan “jiwa yang tercela” (an nafsul lawwamah), setelah itu kedudukannya diganti dengan “jiwa yang damai” (an nafsul muth mainnah).
13.  Faqir (kemiskinan)
Orang sufi memilih hidup miskin agar hati mereka tidak menjadi tamak dengan harta dunia. Miskin bukanlah sebuah kehinaan,  karna agama tidak menghina orang miskin. Mereka berusaha mengikuti jejak baginda Nabi Muhammad saw, terutama sabdanya ;
ﺃﻟﻟﻬﻢ ﺃﺣﻳﻳﻨﻰ ﻤﺴﻜﻳﻨﺎ ﻭﺃﻤﺘﻨﻰ ﻤﺴﻜﻳﻨﺎ ﻭﺍﺣﺸﺭﻨﻰ ﻓﻰ ﺯﻤﺮﺓ ﺍﻟﻤﺴﺎﻜﻴﻦ ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺇﺒﻦﻤﺎﺟﻪ ﻮﺍﻟﺤﺎﻜﻢ﴾
Artinya;  Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin dan matikan aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin (di hari kiamat) (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Dengan faqr mereka bermaksud mengosongkan jiwa dari keseluruhan realitas ego untuk menyesuaikan dengan kehendak Allah terhadap jiwa. Menurut sebagian sufi faqr merupakan nilai sentral yang mencerminkan segala bentuk nilai kebijakan.
14.  Ghairiyat
Adalah lawan dari ainiyyat yang merupakan hayal atau dugaan. Ini merupakan bagian dari I’tibarat yang mewujud. Maksudnya ghairiyat antara rabb dan ‘abd hanyalah dugaan saja dan kemudiaan diungkapkan dalalm bentuk ibarat.
15.  Hal (keadaan, situasi. Jamaknya ahwal)
Sebuah term teknis dalam tasawuf untuk menuntukkan suatu keadaan tertentu yang bersifat tidak permanen, yang merupakan lawan kata dari maqam.
16.  Haqiqat
Adalah “kebenaran/kenyataan” seakar dengan kata al haq ; “reality, absolute”. Kebenaran esoteric yang merupakan batas-batas dari transendensi manusia dan teologis. Dalam pengertian  sseperti ini haqeqat  merupakan unsure ke tiga setelah syari’at yang merupakan kenyataan eksoteris dan thareqat sebagai tahapan esoterisme, dan yang ketiga adalah haqeqat yakni kebenaran dan esensial.
17.  Hazan = sedih ; duka (membiasakan berduka cita)
Dalam kalangan sufi istilah ini memiliki pengertian khusus sebagai “kenangan suci”,kerinduan akan realitas yang berbeda di balik tudung pemisah, kaitannya dengan pandangan  terhadap kehidupan ini sebagai temapat pengasingan.
18.  Himmah (konsentrasi/ ketetapan hati). Adalah kualitas keteguhan hati dan  usaha keras untuk menuju kepada Tuhan. Ia merupakan kata dari hiss
19.  Hiss (kegaduhan) yakni kekacauan atau ketidakteguhan dalam konsentrasi kepada Tuhan. Ini merupakan lawan kata dari himmah
20.  Hulul
Adalah masuknya ssesuatu ke dalam sesuatu lainnya. Seperti masuknya air ke dalam tabung. Apabila “sesuatu selain Tuhan” tidak ada, maka doktrin Hululis seperti yang diyakini oleh Al Hallaj seperti tidak mewadahi air.
Secara etimologi adalah “penempatan/penyinaran/penurunan” yang secara luas mengandung pengertian “inkarnasi”. Dalam hal ini adalah penempatan/penyinaran kecakapan superior sebagai daya dukung. Sebuah doktrin yang berpegang pad aide inkarnasi Tuhan dalam diri manusia. Dalam Hindu disebut avataras.
21.  Ikhlas (ikhlas karena Allah)
Adalah ketulusan dan kemurnian dalam mengabdi kedapa Tuhan dengan segenap hati, pikiran dan jiwa. Ikhlas merupakan pengukuhan dari konsep keesaan Tuhan.
22.  Ijazah
Adalah pengesahan atau keterangan baik tertulis maupun lisan yang menyatakan bahwa jenjang pendidikan seorang murid telah berakhir dan juga sebagai pengukuhan atas persekutuannya sebagai anggota suatu thareqat.
23.  Istiqamah (tetap)
Artinya berpendirian kuat dan teguh dalam menjalani usahanya secara terus menerus dan sungguh-sungguh. Tidak mudah berubah arah.
24.  Kasyaf, yaitu tembusnya mata hati, sebuah anugerah dari Allah swt kepada hambanya berupa disingkapnya tabir jarak ruang dan waktu sehingga dapat melihat kejadian yang sangat jauh. Singkatnya, pandangan orang-orang tertentu (khos) yang dapat menembus alam ghaib.
25.  Lathifa
Artinya “halus”,dalam tasawuf ia merupakan rahasia yang memusat di dalam tubuh. Ada yang mengatakan ia serasi dengan cakaras dalam ajaran Hindau Tantrisme. Lathifa adalah segala sesuatu yang hanya dipahami atau dirasakan, namun tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata. Ada enam lathifa yaitu;
a.      Nafs letaknya di dekat pusar
b.      Qalbu yang terletak di jantung
c.       Roh yang letaknya di dada bagian kanan
d.      Sir yang letaknya di mulut perut
e.      Khafi yang letaknya di kening
f.        Akfah yang letaknya di ubun-ubun
Aliran naqsyabandi dan pengikut syeikh Ahmad Sirhindi dikenal melaksanakan hal-hal pada titik-titik tersebut. Hal ini memang mirip dengan Kundalini (lingkaran-lingkaran) dari Patanyali.
Versi lain adalah anggota manusia yang halus, yaitu anggota-anggota yang tidak dapat diraba dan dilihat. Jumlahnya ada tujuh, bahkan ada yang mengatakan sepuluh. Menurut Al Ghazali lathaif (jamak) disebut hakikat insan yaitu tempat berjumpanya makrifat kepada Allah dan adanya Nur IIahi, sehingga di situlah dianugerahi mukasyafah dan musyahadah. Ketujuh lathaif  tersebut adalah ;
a.      Qasrun
b.      Shadrun
c.       Qalbun
d.      Fuadun
e.      Syaghafun
f.        Lubbun
g.      Sirrun
Hal ini disandarkan pada sebuah hadits qudsi yang berbunyi;

ﺒﻨﻴﺖ ﻓﻰ ﺟﻮﻒ ﺍﺒﻦ ﺃﺪﻢ ﻗﺼﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﺼﺭ ﺼﺪﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻗﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﻟﺐ ﻓﺅﺍﺪﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻓﺅﺍﺪ ﺷﻐﺎﻓﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺷﻐﺎﻑ ﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻟﺐ ﺴﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻨﺎ
Artinya : (Firman Allah), “Aku jadikan pada anak Adam (manusia) itu ada istana, di situ ada dada, di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak-balik ingatan), di dalamnya lagi fuadun (jujur ingatannya), di dalamnya lagi ada syaghaf (kerinduan), juga di dalamnya ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalamnya ada sirrun (mesra) di dalamnya itulah ada Aku”.
Pendapat Qusyairi ada tiga alat dalam tubuh manusia yang dipergunakan sufi dalam hubungannya dengan Allah, yaitu ; qalb  yang berfungsi untuk menngetahui sifat-sifat Allah, ruh  berfungsi untuk mencintai Allah, dan sirr berfungsi untuk melihat Allah.
26.  Lima Prinsip kehadiran Tuhan (Al hadarat al ilahiyyah al khamsah)
Adalah sebuah doktrin metafisik tentang tingkatan-tingkatan realitas. Menurut Abu Thalib Al Makki (w.386 H/966 M) adalah sebagai berikut;
a.      Hahut (esensi atau realitas Absolut)
b.      Lahut (realitas being, yakni Tuhan atau pribadi Tuhan)
c.       Jabarrut ( alam malaikat)
d.      Malakut (alam ghaib)
e.      Nasut (alam manusia)
Konsep ini menonjol di kalangan pengikut Ibn Arabi. Konon konsep ini dipengaruhi oleh Neoplatonisme, dan konsep ini juga terdapat dalam Hinduisme, Taoisme dan Budhisme.
27.  Lubb
Artinya “dalam/saripati”
28.  Mahabbah (cinta)
Adalah sikap dari jiwa yang mengisyaratkan pengabdian diri, “epengorbanan diri sendiri” (yakni mentransendenkan ego), dan cinta kepada Allah. Mahabbah merupakan aspek yang sangat penting dalam thareqat, pemenuhan terhadap kecenderungan primordial (fitrah), dan proses imitasi terhadap keteladanan atau sunnah Rasul.
29.  Makhafah (takut)
Adalah keadaan atau perasaan takut kepada Allah dan selalu mengingatNya. Ia mengisyaratkan upaya penyucian diri, ia merupakan awal dari tumbuhnya kesadaran sebagaimana yang terdapat dalam peribahasa “ra’sul hikmati makhafatul llah” (awal dari kebijaksanaan dalah perasaan takkut kepada Allah).
30.  Ma’rifah (pengetahuan)
Adalah pengetahuan esoteris atau pengetahuan mistis dari dan terhadap Tuhan. Ma’rifah adalah sesuatu yang diperlukan untuk mencapai bentuk seorang yang dekat dengan Tuhan, dan merupakan tahap akhir (ma’rifat) yakni sikap kebijaksanaan dan kesadaran akan kebenaran. Karena inilah kalangan sufi pada tingkatan (maqam) tertinggi disebut  al ‘arif billah. Tingkatan ini melampaui keadaan jiwa spiritual yang bersifat sementara (hal / ahwal) bahkan melampaui tingkat kesadaran yang permanen (maqam). Dalam tingkatan ini seorang sufi telah mencapai akhir perjalanan dan “disempurnakan” atau dibebaskan dari kebodohan.
31.  Maqam/maqamat/ station
Adalah “tempat berdiri” atau sebuah station spiritual yang muncul sebagai corak jiwa yang dominan. Maqam dapat berupa aspek pengetahuan ketuhanan yang berupa kesaadaran permanen yang dicapai oleh jiwa. Sebagai lawan kata dari hal (keadaan spriritual yang bersifat sementara). Maqam juga menjadi ciri khusus bagi para sufi tertentu. Sufi keturunan Persian bernama Abu Nashr Al Sarraj (w.378 H/988 M) mengklasifikasi maqamat dalam kitabnya al Luma’  yaitu;
a.      Muqarrabah (pendekatan)
b.      Qurb (merasa dekat di sisi Allah)
c.       Raja’ fill ah (penuh harap terhadap Allah)
d.      Syawq (rindu)
e.      Mahabbah (cinta)
f.        Uns (keakraban)
g.      Ithmin (kerelaan )
h.      Musyahadah Kontemplasi)
i.        Yaqin (kemantapan)
32.  Mukasyafah
Merupakan bentuk tajalli dzat, yakni keyakinan yang sangat kuat sehingga si-hamba seolah-olah “melihat” Allah sehingga lupa selain dari-Nya.
33.  Mursyid (penunjuk atau instruktur)
Merupakan pemimpin spiritual yang mempunyai kecakapan khusus atau karena menerima mandat untuk memberikan petunjuk. Seorang mursyid terkadang juga disebut syaikh, pir atau khawja.
34.  Musyahadah
Menurut bahasa adalah “menyaksikan” adapun menurut istilah berarti “menyaksikan” Allah sehingga lenyaplah segala sifat. Atau berarti “ melihat apa yang ada di belakang layar / melihat makna-makna ghaib dan hakikat wujud”
35.  Nasut
Sebuah istilah teknis sufisme dalam menggambarkan keberadaan manusia dan kenikmatan,sebagai sesuatu yang berlawanan dengan lahut , yakni sebuah keberadaan ketuhanan. Sufi membuat nalisis istilah pada kata nas (manusia) dan mengaikan dengan kata kerja nasia (lupa), sehingga “lupa terhadap Tuhan” merupakan sifat manusia yang menonjol.
36.  Qutb (sumbu / poros)
Adalah pusat yang mengandung batasan yang merupakan sebuah symbol spiritual. Gagasan tentang qutb merupakan pengakan bahwa fungsi atau kedudukan “pusat spiritual” dapat berada di dalam wujud manusia, atau dapat bergabung bersama wujud manusia. Sehingga qutb merupakan gelar kehormatan yang diberikan kepada sufi besar.
37.  Salik (pelancong/pejalan spiritual)
Seorang anggota thareqat yang secara aktif berhasrat menemukan kesadaran akan Allah. Keadaan yang khas ini didiasarkan pada kenyataan bahwa banyak anggota thareqat adalah kelompok mutabarrikun (orang yang berusaha mendapatkan berkah) yakni mereka yang pengetahuan spiritualnya terbatas.
38.  Sama’ / sima’ (mendengarkan)
Adalah penggunaan music oleh sebagian sufi sebagai sarana pencarian Tuhan atau sebagai alat bantu kontemplatif, bersama dengan syair-syair keagamaan. Secara khusus music digunakan untuk menciptakan keadaan jiwa dan pikiran yang sesuai untuk pelaksanaan hadrah  atau tarian suci. Namun para sufi tidak menganggap sima’  sebagai sebuah ibadah.
39.  Silsilah (mata rantai, saling berhubungan)
Dalam sufisme, mata rantai yang merupakan peralihan “berkah ketuhanan”. Berkah merupakan sebuah keagungan atau pengaruh yang diberikan oleh Tuhan kepada malaikat Jibril kemudian kepada nabi Muhammad saw dan diteruskan pada sahabat. Silsilah terdiri dari orang-orang yang menerima barakah tersebut secara murni kemudian menyampaikan kepada pihak lain. Kesempurnaan dan otentisitas mata rantai sangat diperlukan bagi keabsahan seseorang yang mengaku sebagai syaikh al sufi . kenyataan mengenai eksistensi mereka merupakan corak yang sangat ekslusif dalam mistisme Islam.
40.  Sirr (rahasia)
Adalah pusat spiritual, ada juga yang mengatakan akal (intellect) yang secara simbolik bertempat di dalam hati. Di dalam pusat inilah apa yang dikatakan oleh kalangan mistikus sebagai tempat terjadinya penyatuan (ittihad) dengan Tuhan.
41.  Suluk
Adalah perjalanan menuju Tuhan. Yaitu kedaan jiwa atau tindakan kelangan sufi yang dipandang sebagai sebuah ‘perjalanan” kepada Tuhan. Istilah ini juga menunjukkan pada sebuah quasi magis dan sebuah upacara spiritual yang bercorak local Indonesia dikenal sebagai upacara suluk. Dalam upacara ini pelakunya berusaha mencapai kekuatan psikis atau magis dengan mempertahankan diri dari serangan dunia spirit selama satu malam, yang mana seseorang dimatikan secara simbolik.
42.  Tachalli
adalah usaha untuk mengisi dan menghiasi diri dengan segala sifat sifat yang berfaedah dan ilmu agama, mengikhlaskan dzikir, menghindarkan kealpaan terhadap Tuhan dan berakhlak dengan akhlak nabi (akhlakul karimah)
43.  Tajalli (pencerahan/penyingkapan)
Adalah istilah yang berkembang di kalanngan sufi sebagai penjelmaan, perwujudan dari Yang Tunggal, sebuah pemancaran cahaya batin, penyingkapan rahasia Allah, dan pencerahan hati hamba-hamba saleh.
44.  Tanasukh
Bisa diartikan 1) transmigrasi yaitu perpindahan jiwa dari wujud kepada keadaan lainnya, dimulai dari tingkatan jiwa yang rendah berpindah kepada tingkat jiwa yang lebih tinggi. 2) reinkarnasi, atau kelahiran kembali pada diri seseorang yang jiwanya menyatu dengan jiwa orang lain yang terdahulu. Islam secara tegas menolak reinkarnasi.
45.  Tanzih (pembersihan)
Adalah pembersihan dari noda atau dari sifat antropomorphisme, karenanya ia merupakan penegasan ketiadaan bandingan bagi Tuhan. Sebuah istilah teknis yang berarti penggambaran  tentang Tuhan dari sisi pandang aspek-aspek Tuhan yang transenden dan tidak ada bandingnya.
46.  Tasbih
Ucapan kalimat subhanallah (maha suci Allah) sebuah ungkapan yang sering diucapkan dalam kehidupan sebagai ungkapan rasa takjub. Adalah pengejawantahan / implementasi sifat-sifat Tuhan secara terbatas. Sifat seorang hamba adalah juga sifat Tuhan dalam skala terbatas. Apabila kemudian diperbandingkan antara sifat Tuhan dan hamba maka dikatakan bahwa Tuhan ada adalam tasbih.
47.  Tauhid (mengesakan)
Yaitu pengakuan atas keesaan Tuhan yang tidak dapat dibagi-bagi, yang mutlakdan sebagai satu-satunya yang Maha Nyata, tauhid merupakan inti ajaran Islam. dalam kalangan sufi tauhid adalah kesatuan dengan Tuhan, dengan maksud meniadakan kesadaran akan segala sesuatu selain Tuhan.
48.  Tawakkal (berserah diri kepada Allah)
Sikap percaya atau menggantungkan nasib kepada Allah swt.
49.  Thariqat
Thariqat adalah jalan yang ditempuh murid agar dapat dekat dengan Tuhan di bawah bimbingan guru (mursyid/syaikh/pir[1]).
50.  Ubudiyah (mengabdi kepada Allah)
Secara literal adalah penghambaan diri, pemujaan atau penyembahan. Term tersebut mengacu pada hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
51.  Uluhiyat
Istilah ini biasa digunakan untuk tahapan yang mana rabb (penguasa) dan marbub (yang diperintah) berhubungan.
52.  Uruj
Dalam aliran wahdatul wujud, adalah merupakan tahapan wahdat, yaitu proses perjalan sufi dari ‘alam al ajsam meniadakan jasadnya di dalam pikiran daau pandangannya menuju ‘alam al mitsal. Ia meniadakan diri kemudia menuju ‘alam al arwah. Kemudian menuju ‘alam al a’yan dan kemudian menuju wahidiyat.
53.  Wajd
Adalah tarikan menuju Tuhan, dan biasa pula disebut dengan jadzab. Ada juga  yang mendefinisiakan dengan goresan atau pengaruh yang terjadi pada jiwa seseorang hamba ketika mendengar sesuatu yang mempengaruhi hatinya. Sehingga orang tersebut dapat menangis, tertawa, sediih, gembira, lesu dan bersemangat karena membekas padanya al wajd. Menurut Al Ghazali; wajd  yang benar adalah yang terjadi karena sangat mencintai Allah swt , maksudnya rindu dan ingin menjumpaiNya, biasanya ketika mendengar Al Qur’an hatinya tergetar.
54.  Wahm
Adalah ilusi,fantasi yang muncul dalam pikiran yang menggantikan kenyataan (realitas). Berbeda dengan ilusi kosmik yang dirasakan seseorang hanya karena “tutup” terlepas dari “yang Wujud”. Istilah ini sering digunakan dalam hal-hal yang bersifat mistis sebagimana juga urusan psikologis.
55.  Wihdatul wujud
Hanya ada satu eksistensi yang nyata, yakni dzat itu sendiri. Segala sesutau yang ada hannya dapat terwujud dengan adanya aspek Realitas Tuhan, oleh karena itu ia adalah aspek kesatuan Tuhan itu sendiri. Ajaran ini dinamakan pantheisme.
56.  Zuhud (anti keduniaan yang berlebih-lebihan)
Adalah penghindaran diri terhadap kemudahan, kenikmatan duniawi semata karena dorongan keagamaan untuk membersihkan jiwa dari pengaruh dunia. Singkatnya adalah menahan diri untuk tidak “gila” pada harta dan pangkat dunia, orangnya disebut zahid. Dalam tasawuf yang ditekankan adalah aspek keprihatinan sikap batin.





[1] Istilah tersebut didaerah Iran dan India.

3 komentar:

  1. mass punya buku2 yang membahas ttg sama' gak....????

    BalasHapus
  2. Allhamdululillah Terima kasih Ya kak saya jadi tau sekarang ttg tasawuf

    BalasHapus
  3. alhamdu lillah terima kasih ya Mimin Semoga Sehat Selalu DZohiru wal Bathinu

    BalasHapus