MENGAPA MAKHLUK
BERPUASA?
Karena setiap makhluk hidup dibekali
program AUTOLISIS
Dalam kondisi normal, tubuh mendapatkan energi dan nutrisi yang berasal dari
luar tubuh, melalui makanan, minuman dan radiasi. Autolisis
atau self digest adalah program untuk mendapatkan energi dan nutrisi yang
berasal dari dalam tubuh, melalui ‘pembakaran’ sel-sel tubuh yang dikenali
sebagai sumber makanan. Makhluk akan berpuasa sesuai perintah
‘naluri’nya. Saat berpuasa maka program Autolisis ini aktif dan memberi manfaat
yang dibutuhkan makhluk.
Ketika Autolisis
diaktifkan, maka ia segera beraksi
– Pertama kali ia akan mengambil database mengenai rancangan
dasar (FITRAH) manusia. Secara keseluruhan ada sekitar 50 triliun sel yang
menyusun tubuh kita, yang terdiri dari sekitar 200 jenis sel. Autolisis
berbekal data detail setiap sel tubuh; bagaimana seharusnya kondisi sehat dari
setiap jenis sel, dibagian tubuh mana seharusnya sel itu berada berapa banyak
jumlah setiap jenis sel yang ideal bagi tubuh.
– Selanjutnya ia akan menghampiri sel-sel liar yang tidak terdapat dalam daftar Fitrah. Mengubah asam amino dan laktat menjadi gula
– Bila sel-sel liar sudah habis, barulah ia akan mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar (oksidasi lemak) menjadi ketone. Dengan demikian Autolisis akan menghilangkan sels-sel rusak, sel-sel mati, benjolan hingga tumor, dan timbunan lemak yang juga sering menjadi sarang zat-zat beracun.
Sel-sel liar dan lemak yang telah dihancurkan akan dibawa ke hati. Saat puasa, hati tidak disibukkan oleh makanan hasil serapan dari usus. Oleh karena itu hati akan bekerja penuh menyaring racun-racun hasil autolisis. Yang selanjutnya racun akan dibuang keluar tubuh. Lalu darah akan dipenuhi energi dan nutrisi yang sehat dan berkualitas tinggi. Menjamin penggantian sel mati, perbaikan sel rusak, dan pembentukan sel baru, terjadi dengan kualitas prima. Tubuh kita segera memiliki sel-sel baru dengan kualitas fitrah, sehat dan berfungsi baik. Ketika puasa, energi yang dihemat dari system pencernaan, akan digunakan untuk aktivitas system kekebalan tubuh dan proses berpikir oleh otak. Dengan puasa, penyakit lebih mudah disembuhkan Dengan puasa, kita lebih mudah dalam menerima pelajaran maupun saat berpikir. Jadi manfaat Puasa bagi manusia :
• Efektifitas pengelolaan energi
• Menghancurkan sel-sel yang tidak dibutuhkan
• Membuang endapan racun dalam tubuh
• Menyembuhkan penyakit
• Meningkatkan kemampuan belajar
• Kembali Fitrah (awet muda & cerdas)
Dengan niat berpuasa di siang hari
Autolisis akan aktif dengan dua kondisi; Pertama, kadar glikogen darah berkurang dan otak menyimpulkan kita lapar dan harus makan. Kedua, kita sengaja berniat tidak makan alias berpuasa. Bedanya orang puasa dan orang yang telat makan adalah di niat. Saat lapar, otak memerintahkan organ-organ pencernaan bersiap-siap ‘makan’. Liur, lambung, hati, usus, beramai-ramai mengeluarkan enzim dan beraktifitas. Bila tidak ada makanan yang masuk, maka lambung dan usus akan sakit. Kita akan terkena sakit maag atau radang usus.
– Selanjutnya ia akan menghampiri sel-sel liar yang tidak terdapat dalam daftar Fitrah. Mengubah asam amino dan laktat menjadi gula
– Bila sel-sel liar sudah habis, barulah ia akan mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar (oksidasi lemak) menjadi ketone. Dengan demikian Autolisis akan menghilangkan sels-sel rusak, sel-sel mati, benjolan hingga tumor, dan timbunan lemak yang juga sering menjadi sarang zat-zat beracun.
Sel-sel liar dan lemak yang telah dihancurkan akan dibawa ke hati. Saat puasa, hati tidak disibukkan oleh makanan hasil serapan dari usus. Oleh karena itu hati akan bekerja penuh menyaring racun-racun hasil autolisis. Yang selanjutnya racun akan dibuang keluar tubuh. Lalu darah akan dipenuhi energi dan nutrisi yang sehat dan berkualitas tinggi. Menjamin penggantian sel mati, perbaikan sel rusak, dan pembentukan sel baru, terjadi dengan kualitas prima. Tubuh kita segera memiliki sel-sel baru dengan kualitas fitrah, sehat dan berfungsi baik. Ketika puasa, energi yang dihemat dari system pencernaan, akan digunakan untuk aktivitas system kekebalan tubuh dan proses berpikir oleh otak. Dengan puasa, penyakit lebih mudah disembuhkan Dengan puasa, kita lebih mudah dalam menerima pelajaran maupun saat berpikir. Jadi manfaat Puasa bagi manusia :
• Efektifitas pengelolaan energi
• Menghancurkan sel-sel yang tidak dibutuhkan
• Membuang endapan racun dalam tubuh
• Menyembuhkan penyakit
• Meningkatkan kemampuan belajar
• Kembali Fitrah (awet muda & cerdas)
Dengan niat berpuasa di siang hari
Autolisis akan aktif dengan dua kondisi; Pertama, kadar glikogen darah berkurang dan otak menyimpulkan kita lapar dan harus makan. Kedua, kita sengaja berniat tidak makan alias berpuasa. Bedanya orang puasa dan orang yang telat makan adalah di niat. Saat lapar, otak memerintahkan organ-organ pencernaan bersiap-siap ‘makan’. Liur, lambung, hati, usus, beramai-ramai mengeluarkan enzim dan beraktifitas. Bila tidak ada makanan yang masuk, maka lambung dan usus akan sakit. Kita akan terkena sakit maag atau radang usus.
MENGAPA HARUS PUASA
SIANG HARI, BUKAN MALAM ?
Karena siang hari kita beraktivitas
bukan tidur
Aktivitas akan membakar energi hingga habis. Pertama-tama kebutuhan energi
diperoleh dari glukosa hasil makan (sahur). Setelah habis energi diperoleh dari
glikogen dalam darah. Bila kandungan glikogen berkurang baru otak menyatakan
lapar dan menyuruh makan. Bila kita sedang puasa, otak akan menghidupkan
program Autolisis. Di malam hari, tanpa aktivitas fisik, energi yang dibutuhkan
tubuh sedikit, sehingga glikogen darah tidak pernah terpakai dan autolisis
tidak pernah diperintahkan untuk aktif. Jadi ketika berpuasa sebaiknya kita
beraktifitas normal, agar kita memperolah manfaatnya. Jangan tiduran sepanjang
siang.
MENGAPA PUASA DIBATASI SUBUH SAMPAI
MAGRIB ?
Karena akan membahayakan bila berpuasa lebih dari 16 jam
Produksi enzim oksidasi asam lemak dalam tubuh terbatas dan akan habis bila
kita berpuasa 16 jam. Bila kita memaksakan diri terus berpuasa, maka kadar asam
lemak bebas (free fatty acids) dalam darah akan tinggi yang dapat menyebabkan
otak kita menjadi pusing, membengkak dan lama-lama bisa koma. Oleh karena itu,
makan sahur mendekati imsak, dan segeralah berbuka waktu masuk magrib. Jadi
kurang lebih kita berpuasa 13-14 jam.
MENGAPA MANUSIA DIWAJIBKAN PUASA
SATU BULAN ?
Karena lebih dari 90% sel dalam tubuh kita mengalami
peremajaan dalam periode 28 hari
– sel kulit dan kulit kepala, sel-sel hati, dan sel-sel yang membentuk kalsium pada tulang mati dan diganti setiap hari.
– sel reseptor informasi dari saraf, pembentukan sel melanin di kulit, dan sel-sel yang terkait dengan haid wanita. mempunyai siklus pergantian setiap satu bulan (sekitar 28 hari)
– sel darah merah diganti setiap 4 bulan (120 hari)
– sel otak mempunyai siklus pergantian bertahun tahun. Bila sel-sel tubuh telah diproses sesuai fitrah, insya Allah peremajaan berikutnya juga sesuai fitrah. Karena semua sel sudah berada pada kondisi yang prima, maka pembentukan sel darah merah tentu akan diproses secara prima. (yang harus didukung oleh aktivitas tubuh dan pola makan). Jadi kita butuh puasa minimal 28 hari berturut-turut, agar seluruh bagian tubuh (kecuali sel darah merah) kembali fitrah
– sel kulit dan kulit kepala, sel-sel hati, dan sel-sel yang membentuk kalsium pada tulang mati dan diganti setiap hari.
– sel reseptor informasi dari saraf, pembentukan sel melanin di kulit, dan sel-sel yang terkait dengan haid wanita. mempunyai siklus pergantian setiap satu bulan (sekitar 28 hari)
– sel darah merah diganti setiap 4 bulan (120 hari)
– sel otak mempunyai siklus pergantian bertahun tahun. Bila sel-sel tubuh telah diproses sesuai fitrah, insya Allah peremajaan berikutnya juga sesuai fitrah. Karena semua sel sudah berada pada kondisi yang prima, maka pembentukan sel darah merah tentu akan diproses secara prima. (yang harus didukung oleh aktivitas tubuh dan pola makan). Jadi kita butuh puasa minimal 28 hari berturut-turut, agar seluruh bagian tubuh (kecuali sel darah merah) kembali fitrah
MENGAPA HARUS DI BULAN RAMADHAN ?
Karena ada siklus badai radiasi
matahari yang memberi kemampuan belajar yang tinggi (wallahu’alam)
Tubuh yang fitrah dapat
terkontaminasi kembali atau aus, baik oleh perubahan iklim/musim, maupun oleh
pola hidup manusia. Seiring perubahan musim, adaptasi sel-sel tubuh akan
berulang setiap tahun. Sebelum memulai siklus adaptasi berikutnya maka sel-sel
harus disiapkan dalam kondisi fitrah. Sehingga puasa satu bulan harus diulangi
setiap tahun. Karena puasa menyediakan energi extra untuk belajar atau
berpikir, maka sebaiknya puasa dilakukan pada saat kondisi alam mendukung
kondisi kecerdasan (daya tangkap) otak. Aktifitas otak terlihat dari getaran
membran sel otak, dan tingkat getaran otak dipengaruhi oleh radiasi
elektromagnetik. Tingkat kesadaran otak berbeda antara malam, pagi, siang dan
sore hari. Badai matahari juga berpengaruh terhadap tingkat kesadaran otak.
Berdasarkan skala NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), Badai
Radiasi Matahari dikelompokkan dalam lima skala (S1-S5). Badai matahari yang
mempunyai siklus tahunan terletak antara skala S2 (Moderate) dan S3 (Strong),
yang masih aman bagi manusia. Pada setiap bulan Ramadhan diperkirakan terjadi
badai radiasi dengan tingkat flux 700-800 MeV particle s-1 ster-1 cm-2. Radiasi
ini sekitar seribu kali radiasi bulan purnama dengan tingkat flux 0.7-0.8 MeV
particle s-1 ster-1 cm-2. Ini adalah hipotesa malam lailatul qadar yang
bernilai seribu bulan (wallahu’lam). Tingkat kesadaran otak yang tinggi di
bulan Ramadhan merupakan alasan mengapa banyak Nabi merenung di bulan ini, dan
mengapa Al Quran turun pada bulan ini. Oleh karena itu manfaatkan bulan
Ramadhan untuk sebanyak mungkin memahami isi Al Quran, merenung dan belajar.
Saat puasa, kendalikan
Emosi
Emosi berlebihan juga akan menguras energi. Otak
akan menyerap energi cukup besar. Otak juga akan memerintahkan jantung untuk
berdetak lebih cepat sehingga semakin banyak energi terkuras Emosi negatif akan
membawa kita pada kondisi stress, suatu kondisi otak yang kacau karena
keinginan tidak sama dengan kenyataan, dan jalan keluarnya belum ditemukan.
Stress menyebabkan otak mengkonsumsi energi dalam jumlah banyak Oleh karena itu
sebaiknya saat puasa kita tidak mengumbar emosi negatif seperti marah, takut,
benci, iri, dengki, sombong, dusta, dll. Hadapi hal-hal yang kurang
menyenangkan dengan sabar Sebaliknya kita harus memperbanyak kondisi yang
membangun emosi positif kita, seperti tersenyum, optimis, membantu orang lain,
melakukan tindakantindakan yang bernilai baik (amal saleh), bersedekah, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar